Selasa, 07 Februari 2012

Bersyukur Kepada Muh Ya Alloh


Syukur mencakup kesadaran, keadaan dan perbuatan. Syukur merupakan kesadaran bahwa kenikmatan itu berasal dari Sang Pemberi Kenikmatan, yaitu Allah. Syukur juga merupakan keadaan rasa gembira, disebabkan mendapatkan kenikmatan tersebut. Syukur juga merupakan perbuatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan agar dicintai oleh Allah. Perbuatan tersebut mencakup berbuat kebajikan dan merahasiakannya, mengucapkan kesyukuran kepada Allah dengan mengucapkan puji-pujian kepada Alahh dan menggunakan kenikmatan yang diterimanya itu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah serta menjaga kenikmatan tersebut untuk tidak dipergunakan maksiat.

Allah akan menambah nikmat kita, bila bersyukur.  Dalam surat Ibrahiim ayat 7 : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Demikian pula dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban : Orang makan yang bersyukur adalah memperoleh tempat sebagai seorang yang berpuasa yang sabar. Hadits tersebut menyiratkan dua macam kewajiban manusia, yaitu manusia harus tahu caranya mensyukuri kenikmatan dan harus memiliki kesabaran. Timbulnya kesyukuran adanya sesuatu yang menggembirakan, sedangkan timbulnya kesabaran karena adanya sesuatu yang menyedihkan.


Bersyukur sesungguhnya untuk kebaikan diri kita sendiri : Dalam surat An Naml ayat 40 : Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa ingkar, sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia. Sesungguhnya orang yang bersyukur kepada Allah, apabila kenikmatan yang diperolehnya digunakan untuk sesuatu yang disenangi oleh-Nya. Kemanfaatan kenikmatan tersebut bukan untuk Allah, tetapi untuk hamba-hamba-Nya sendiri. Sebaliknya orang yang menggunakan kenikmatan yang diperolehnya untuk sesuatu yang tidak disenangi oleh Allah atau dibenci-Nya atau melanggar larangan-Nya, maka orang tersebut ingkar terhadap nikmat Allah, yaitu menutupi kenikmatan itu sendiri. Menurut Al Ghazali, orang ingkar nikmat itu juga termasuk orang yang membiarkan nikmat itu menganggur dan tidak digunakan sama sekali untuk kemanfaatan umat, dibiarkan bertumpuk-tumpuk tanpa dibelanjakan untuk kemaslahatan.


Allah memerintahkan untuk makan dari rezki yang baik dan mensyukurinya. Dalam surat Al Baqarah ayat 172 : Hai orang-orang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.



Allah juga memerintahkan untuk meminta rezki, menyembah dan bersyukur kepada-Nya. Dalam surat Al Ankabuut ayat 17 : Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu, maka mintalah rezki itu di sisi Allah dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar